REGAMA on Facebook

Wednesday 11 February 2009

Kapan Perlu Cek Kesehatan?

Ditulis kembali Oleh Yulia Hardi

Mau sakit? Ya, nggaklah! Semua orang maunya selalu sehat, tetapi kerap sikap hidup kita justru kurang menunjukkan upaya agar tidak sakit. Makan asal kenyang, olahraga absen melulu, istirahat kurang, dan bekerja tiada habisnya. Kalau sudah terkena penyakit barulah bingung mencari pengobatan dan bertanya-tanya tentang pola hidup yang sehat.

Soal mencegah, ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Menghindari penyebab penyakit, menjadi strategi utama. Merokok misalnya. Banyak penelitian menyebutkan merokok menyebabkan kanker paru. Agar tidak kena kanker paru, kita dapat mencegahnya dengan tidak merokok. Soal ini kita semua paham, tetapi lihat saja, setiap hari kita bisa melihat tetap banyak orang merokok!

Strategi kedua, deteksi dini merupakan langkah yang sangat berarti.. Dalam banyak kasus, tes skrining berperan penting dalam mencegah penyakit. Sebut saja kanker serviks (leher rahim). Infeksi akibat virus HPV pada wanita usia produktif ini dapat dicegah bila rutin melakukan skrining. Demikian juga kanker payudara dan banyak penyakit lain.

Lagi-lagi, langkah ini pun belum menjadi kesadaran kita sebagai hal yang penting. Kita enggan melakukan cek kesehatan karena berbagai alasan. “Nanti sajalah.. Tidak terlalu parah ini! ” begitu yang sering terdengar. Atau mungkin dengan sok tahu bilang, “Ah, ini hanya sakit pinggang, kok!”

Karena itu, membiasakan diri untuk mengecek kesehatan setiap beberapa periode disarankan oleh para ahli kesehatan. Seberapa sering dan apa saja yang mesti kita periksakan?

A. Ukur Kolesterol Darah
Secara aktual serum lemak darah dites untuk mengukur kadar total kolesterol dalam darah yang terdiri dari kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida.

Apa gunanya?
Untuk mengukur kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Keadaan lemak darah yang tidak normal akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Masalah muncul saat kolesterol LDL (low density lipoprotein) tersimpan cukup banyak dalam dinding arteri yang ditandai dengan meningginya kadar LDL atau saat kadar kolesterol HDL (high density lipoprotein) menurun.

Kapan dan seberapa sering?
Lakukan sekurang-kurangnya lima tahun sekali bila kondisi Anda normal. Bila tidak, Anda mesti mengecek lebih sering lagi. Tes ini sangat penting bila dalam keluarga ada riwayat kolesterol tinggi dan serangan jantung, kegemukan, Anda jarang berolahraga, menderita diabetes, atau suka mengonsumsi makanan berlemak tinggi.

Apa arti angka-angka itu?
The National Cholesterol Education Program telah membuat panduan mengenai kadar kolesterol. Anda bisa membacanya pada tabel yang ada. Konsultasikan ke dokter hasil pemeriksaan itu.


B. Mengukur Tekanan Darah
Tes ini mengukur puncak tekanan jantung Anda saat memompa darah keluar lewat arteri (sistolik) dan jumlah tekanan dalam arteri saat jantung istirahat di antara detakan (diastolik).

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi secara dini tekanan darah yang meninggi. Makin lama terdeteksi makin berbahaya.. Anda akan berisiko terserang stroke, jantung, gagal jantung, dan kerusakan ginjal.

Kapan dan seberapa sering?
Sekurangnya setiap dua tahun sekali. Saat periksa ke dokter, tekanan darah pasti akan dicek. Bila tekanan darah melebihi batas atau menaik, dokter mungkin akan merekomendasikan tes sesering mungkin.
Tes tekanan darah sangat penting bagi mereka yang berusia 35 tahun ke atas, kegemukan, kurang aktivitas, dan memiliki riwayat keluarga tekanan darah tinggi.

Apa arti angka-angkanya?
Angka ideal atau normal bagi setiap orang sekitar 119 milimeter merkuri (mmHg) dan di atas 79 mmHg atau lebih rendah, kerap ditulis 119/79.

C. Mengukur Densitas Tulang
Tes ini dilakukan dengan sinar X untuk melihat kondisi tulang punggung bawah, wilayah paha, pergelangan tangan dan kaki.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi adanya osteoporosis, keropos tulang yang bisa mengakibatkan terjadinya patah tulang. Beberapa kali pemindaian dibutuhkan, termasuk dengan CT-scan dan sinar X dual energy

Kapan dan seberapa sering?
Bila Anda wanita, berarti Anda harus segera memeriksakan diri. Apalagi bila ada anggota keluarga yang pernah mengalami osteoporosis. Faktor risiko yang harus Anda waspadai adalah bila sudah menopause, menggunakan obat steroid, perokok, terlalu kurus, pernah mengalami patah tulang.


Skor-T merupakan angka yang menggambarkan seberapa banyak densitas tulang.
- Bila skor-T antara –1 dan +1 atau lebih berarti densitas tulang Anda normal dan berisiko rendah terkena osteoporosis.
- Bila T-skor antara –2,5 dan –1 artinya densitas tulang Anda relatif rendah.
- T-skor –2,5 dan lebih rendah, artinya Anda kena osteoporosis atau berisiko besar mengalami patah tulang.


D. Periksa Payudara dan Mamogram
Tes ini saling menunjang.

Payudara
Tes fisik Sadari (periksa payudara sendiri) bisa dilakukan sendiri atau oleh ahli medis. Untuk mamogram tentu harus dilakukan ahli medis.

Apa gunanya?
Mendeteksi kanker payudara atau perubahan pada payudara, misalnya adanya benjolan. Dokter biasanya akan memeriksa kelenjar getah bening, perubahan warna, ketidakteraturan warna, perubahan pada puting, juga adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Kapan?
Sebelum usia 40, para wanita harus menjalani tes ini sekurangnya setiap tiga tahun. Mereka yang usianya di atas 40, mesti periksa setiap tahun. Lebih sering lagi bila ada riwayat keluarga.

Mamogram
Payudara diletakkan pada plat plastik, kemudian sinar X mengambil citra di dalamnya.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi kanker. Kelenjar getah bening yang membengkak merupakan penanda penting adanya kanker. Pemeriksaan fisik tak mampu mendeteksi hal ini.

Kapan dan seberapa sering?
Saat wanita sudah berusia 40, sebaiknya memeriksakan diri. Setidaknya sampai usia 49, pemeriksaan dilakukan setiap dua tahun sekali. Konsultasikan ke dokter apa yang sebaiknya dilakukan. Bila sudah 50 tahun, setiap tahun lebih baik, apalagi bila ada riwayat kanker dalam keluarga Anda.

E. Skrining Kanker Kolon (usus besar)
Dilakukan cek pada feses, sinar X untuk kolon, peneropongan usus dengan kolonoskopi atau SC-scan untuk melihat kondisi dalam usus tanpa harus memasukkan alat ke dalam usus.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi adanya kanker dan pertumbuhan (polip) di dalam dinding kolon yang berpotensi kanker.

Kapan dan seberapa sering?
Bila Anda termasuk berisiko, misalnya penyuka daging merah dan kerap mengalami sembelit, skrining perlu dilakukan lebih dari sekali selama lima sampai sepuluh tahun.

F. Periksa Gigi
Dokter memeriksa gigi, dagu, lidah, bibir, mulut, dan jaringan lunak dalam mulut.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi adanya gangguan pada gigi, semisal karang gigi atau gangguan mulut lain yang menunjukkan adanya kanker.

Kapan dan seberapa sering?
Sekurangnya sekali setahun atau bila dokter gigi Anda memintanya. Cek rutin penting bila Anda termasuk perokok, peminum alkohol, penyuka gula.

G. Periksa Mata
Anda biasanya diminta untuk mengamati huruf-huruf dari kejauhan. Dokter akan mengecek tekanan bola mata alat tonometri dan bagian dalam mata dengan optalmoskop.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi penglihatan dan menentukan apakah Anda berisiko mengalami gangguan penglihatan seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi mata lain.

Kapan dan seberapa sering?
Bila Anda pemakai kacamata atau lensa kontak, perlu cek sekali setahun. Bila tidak pernah mengalami masalah mata dan berisiko sakit mata, periksakan setiap dua atau empat tahun sampai usia 65. Mulai usia 65, mulailah setiap satu atau dua tahun sekali.

H. Tes Pap Smear
Pada sesi ini dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk mengamati kondisi serviks atau leher rahim. Dengan sikat yang lunak, sedikit contoh jaringan akan diambil untuk diperiksa di laboratorium.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi adanya kanker.

Kapan dan seberapa sering?
Setiap tiga tahun sekali. Lebih sering lagi bila Anda perokok, kerap bergonta ganti pasangan seksual, dan mempunyai penyakit menular seksual. Untuk wanita yang telah melakukan total histerektomi (pengangkatan rahim), rutin pap smear tidak dibutuhkan.

I. Periksa antigen spesifik prostat
Dokter akan memasukkan pelicin dan tangan bersarung ke dalam rektum untuk merasai adanya pembesaran pada kelenjar prostat atau kondisi fisik prostat. PSA (prostate-specific antigen) merupakan tes darah yang mengukur jumlah protein spesifik yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.

Apa gunanya?
Untuk mendeteksi adanya pembesaran prostat atau kanker prostat, terutama pada laki-laki usia di atas 50 tahun. Meningkatnya kadar PSA menunjukkan adanya kanker prostat atau pembesaran prostat jinak.

Kapan dan seberapa sering?
Sebelum usia 50 tahun, rekomendasinya beragam. Anda perlu konsultasi ke dokter. Bila sudah 50 tahun, setiap tahun perlu tes PSA, apalagi yang memiliki riwayat keluarga kanker prostat atau pembesaran prostat ringan.

Apa arti angka-angkanya?
Setiap usia memiliki batas kadar PSA. Makin tua batasnya makin tinggi. Bila berlebihan, perlu tanya ke dokter ahli urologi.

0 komentar: